SEJARAH TRIGONOMETRI
Putri
Ermayanti - 152151212 - 2015 F
T
|
rigonometri (dari bahasa
yunanitrigonon=tiga sudut dan metro=mengukur) adalah sebuah cabang matematika
yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus,
cosinus, dan tangen.Istilah Sinus, Cosinus dan Tangen meski bagian dari
trigonometri, namun ketiganya jauh lebih tua ketimbang istilah Trigonometri itu
sendiri dalam sejarah penemuannya. Istilah.
Trigonometri
pertama kali digunakan tahun 1595 dan Trigonometri sendiri muncul sekitar ±3000 tahun yang lalu. Sedangkan istilah Sinus, Cosinus, dan Tangen sudah
muncul pada tahun 600-an. Jadi, sebelum Trigonometri muncul, ternyata Sinus,
Cosinus, dan Tangen lebih awal muncul.
Pertama kita
akan membahasa tentang darimana awal sebutan
“Sinus, Cosinus, dan Tangen” itu sendiri, ternyata sinus dalam bahasa
sansekerta populer disebut “jiva” kemudian dalam peradaban islam,berkembang
jadi “Jiba”. Karena perkembangan ucapan dalam arab menjadi “Jaib” yang secara
harfiah artinya ”buah dada”. Nah, buah dada dalam istilah latinnya adalah
“sinus” dan berkembang jadi “sine” di Inggris. Jadi jangan heran kalau dalam
kamus bahasa latin sinus = “buah dada”
Baru berkembang cosinus; “complementary sinus”.
Sedangkan tangen berkembang beberapa dekade kemudian, berasal dari kata latin “tangere” artinya menyentuh.
Baru berkembang cosinus; “complementary sinus”.
Sedangkan tangen berkembang beberapa dekade kemudian, berasal dari kata latin “tangere” artinya menyentuh.
Matematikawan
Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan
trigonometri lebih lanjut.
Pada tahun 499, Aryabhata, seorang ahli matematik India mencipta jadual-jadual separuh perentas yang kini dikenali sebagai jadual sinus, bersama-sama dengan jadual kosinus. Beliau menggunakan zya untuk sinus, kotizya untuk kosinus.
Pada tahun 499, Aryabhata, seorang ahli matematik India mencipta jadual-jadual separuh perentas yang kini dikenali sebagai jadual sinus, bersama-sama dengan jadual kosinus. Beliau menggunakan zya untuk sinus, kotizya untuk kosinus.
Pada tahun 628,
lagi seorang ahli matematik India, Brahmagupta, menggunakan formula interpolasi
untuk menghitung nilai sinus sehingga peringkat kedua untuk formula interpolasi
Newton-Stirling.
Ahli matematik Parsi, Omar Khayyam (1048-1131), menggabungkan trigonometri dan teori penghampiran untuk memberikan kaedah-kaedah untuk menyelesaikan persamaan algebra melalui min geometri. Khayyam menyelesaikan persamaan kuasa tiga, x3 + 200x = 20×2 + 2000, dan mendapat punca positif untuk kuasa tiga ini melalui persilangan hiperbola segi empat tepat dan bulatan. Penyelesaian angka hampiran kemudian didapat melalui interpolasi dalam jadual-jadual trigonometri.
Ahli matematik Parsi, Omar Khayyam (1048-1131), menggabungkan trigonometri dan teori penghampiran untuk memberikan kaedah-kaedah untuk menyelesaikan persamaan algebra melalui min geometri. Khayyam menyelesaikan persamaan kuasa tiga, x3 + 200x = 20×2 + 2000, dan mendapat punca positif untuk kuasa tiga ini melalui persilangan hiperbola segi empat tepat dan bulatan. Penyelesaian angka hampiran kemudian didapat melalui interpolasi dalam jadual-jadual trigonometri.
Kaedah-kaedah
perinci untuk membina jadual sinus untuk mana-mana satu sudut diberikan oleh
ahli matematik India, Bhaskara pada tahun 1150, bersama-sama dengan sesetengah
formula sinus dan kosinus. Bhaskara juga memperkembangkan trigonometri
sfera.Nasir al-Din Tusi, ahli matematik Parsi, bersama-sama dengan Bhaskara,
mungkin merupakan orang-orang pertama untuk mengolahkan trigonometri sebagai
satu disiplin matematik yang berlainan.
Dalam
karyanya, Karangan mengenai sisi empat merupakan orang pertama untuk
menyenaraikan enam kes yang berbeza untuk segi tiga bersudut tegak dalam
trigonometri sfera.
Pada abad ke-14, al-Kashi, seorang ahli matematik Parsi, dan UlughBeg (cucu lelaki Timur), seorang ahli matematik Timurid, menghasilkan jadual-jadualfungsi trigonometri sebagai sebahagian kajian astronomi mereka.
BartholemaeusPitiscus, ahli matematik Silesia menerbitkan karya trigonometri yang terpengaruh pada tahun 1595 dan memperkenalkan perkataan “trigonometri” kepada bahasa Inggris dan bahasa Prancis.
Pada abad ke-14, al-Kashi, seorang ahli matematik Parsi, dan UlughBeg (cucu lelaki Timur), seorang ahli matematik Timurid, menghasilkan jadual-jadualfungsi trigonometri sebagai sebahagian kajian astronomi mereka.
BartholemaeusPitiscus, ahli matematik Silesia menerbitkan karya trigonometri yang terpengaruh pada tahun 1595 dan memperkenalkan perkataan “trigonometri” kepada bahasa Inggris dan bahasa Prancis.
Trigonometri
sebagai alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yang sangat diminati
oleh ahli-ahli matematika islam sehingga trigonometri dapat berdiri sendiri
sebagai sebuah disiplin ilmu. Orang islam adalah orang yang pertama kali
menekankan pengkajian prinsip-prinsip cahaya. Ia adalah al-Haitham, yang telah
menulis risalah-risalah penting tentang topik. Al-Haitham membina bentuk awal
prinsip-prinsip cahaya yang akhirnya menjadi hukum snell tentang pembiasan
cahaya. Prinsip oprikal-Haitham memberi sesuatu insipirasi supaya perhatian
terhadap astronomi dan trigonometri lebih diutamakan. Berikut ini beberapa nama
tokoh dalam trigonometri :
a.
Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi
adalah seorang tokoh matematika besar yang pernah dilahirkan islam dan
disumbangkan pada peradaban dunia.Nama
Asli dari Al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi.Beliau dilahirkan
di Bukhara. Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi.
al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan
al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan
beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun
266H/850M di Baghdad.
Mungkin tak
seratus tahun sekali akan lahir kedunia orang-orang seperti beliau.
Al-Khawarizmi selain terkenal dengan teori algoritmanya, beliau juga membangun
teori-teori matematika lain. dalam bidang trigonometri beliau menemukan
pemakaian sin, cos, tangent dan secan.
b.
Al-Battani
Nama lengkap
al-Battani adalah Mohammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah Al-Battani,
dilahirkan di BattanMesopotamia pada tahun 850 M dan meninggal dunia di Damsyik
pada tahun 929 M. Beliau adalah putera raja Arab, juga gubernur Syria yang
dianggap sebagai ahli astronomi dan ahli matematika islam. Al-Battani yang
bertanggung jawab memperkenalkan konsep-konsep modern, perkembangan
fungsi-fungsi dan identity trigonometri. Beliau biasanya menggunakan formula
sinus dengan lebih jelas dibandingkan penjelasan dari orang Yunani.
c.
Abu al-Wafa
Nama
lengkapnya adalah Abu al-Wafa Muhammad Ibn Yaya Ibn Ismail al-Buzjani lahir di
Buzjan, Nishapur, Iraq tahun 940 M. sejak kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak
dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam.
Setelah
berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, Abu al-Wafa memutuskan
untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi di Baghdad pada tahun 959 M.
Berkat bimbingan sejumlah ilmuwan terkemuka masa itu, tak berapa lama ia
menjelma menjadi seorang pemuda yang berotak cemerlang. Dia pun lantas banyak
membantu para ilmuwan serta secara pribadi mengembangkan teori terutama dalam
bidang trigonometri. Konstruksi bangunan trigonometri versi abu al-Wafa diakui
sengat besar manfaatnya. Beliau mengembangkan metode baru tentang konstruksi
segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan decimal. Abu
al-Wafa pun mengembangkan hubungan sinus.
Banyak buku dan karya ilmiah telah
dihasilkannya dan mencakup banyak bidang ilmu. Namun, tak banyak karyanya yang
tertinggal hingga saat ini. Sejumlah karyanya hilang, sedang yang masih ada
sudah dimodifikasi. Abu al-Wafa juga banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal
ilmiah Euclid,Diophantus dan al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah
hilang. Karena konstribusinya yang besar terhadap bidang trigonometri, beliau
dijuluki sebagai peletak dasar ilmu
trigonmetri.
Contoh
tentang aplikasi trigonometri dalam kehidupan sehari-hari, adapun aplikasinya
adalah:
a.
Aplikasi
Trigonometri pada Ilmu Astronomi.
b.
Aplikasi
Trigonometri pada Perkembangan Ilmu Teknik Sipil.
c.
Aplikasi
Trigonometri pada Geografi dan Navigasi
d.
Aplikasi
Trigonometri pada Teknik Kimia.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melihat seorang sedang mengukur jalan yang
akan diperbaiki ataupun gedung bertingkat yang sedang dibangun. Para arsitek
tersebut bekerja dengan menggunakan perbandingan trigonometri.
Trigonometri
menemukan penggunaannya yang sempurna . Pada zaman dahulu Trigonmetri sebagai
alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yang sangat diminati oleh
ahli-ahli Matematika islam sehingga Trigonometri dapat berdiri sendiri, bahkan
sampai sekarang Trigonometri masih digunakan oleh banyak orang, tidak hanya
digunakan dalam matakuliah Matematika saja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari
juga ada.
Pada
Arsitektur modern. Kurva-kurva yang indah pada permukaan baja, bebatuan, kayu,
dan lain-lain dapat diwujudkan karena potensi yang besar dari ilmu ini.
Dilihat dari
pembahasan diatas, maka sejarah telah membuktikan bahwa Trigonometri itu
munculnya tidak sama dengan sinus, cosinus, dan tangen. Melainkan sinus,
cosinus, dan tangen yang pertama muncul dibandingkan dengan Trigonometri.
bahkan sampai sekarangpun sering kita pelajarinya, terutama di mata pelajaran
matematika. Dan kita bisa mengetahui siapa saja tokoh-tokoh penemu
Trigonometri.
Semoga
dengan adanya tulisan ini, para pembaca dapat termotivasi menjadi penemu dan
menciptakan sesuatu yang baru.
DAFTAR PUSTAKA